Kembali ke Akar:

Peran Pelayanan Kaum Muda Kristen Indonesia dalam Mengukir Bonus Demografi Menuju Masa Depan yang Transformatif dan Mengakar

Abstrak

Menurut Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Pusat Statistik Indonesia, proyeksi populasi Indonesia pada tahun 2035 diperkirakan mencapai 305 juta dan diprediksi akan meningkat menjadi 348 juta pada tahun 2050. Dari jumlah penduduk tersebut, sekitar 230 juta di antaranya merupakan kelompok usia produktif, yaitu usia 15 hingga 64 tahun. Fenomena ini dikenal sebagai bonus demografi, yang menjadi momentum penting bagi kemajuan negara, karena memiliki potensi besar dalam hal sumber daya manusia dan potensi ekonomi yang dapat dioptimalkan untuk memajukan bangsa. Dalam konteks ini, kaum muda, sebagai populasi terbesar, menjadi pionir narasi utama. Respons yang cermat terhadap bonus demografi oleh pelayan kaum muda Kristen menjadi esensial untuk memperlengkapi mereka. Tulisan ini bertujuan menggagas ide dan konsep peran pelayanan kaum muda Kristen dalam menanggapi bonus demografi. Dengan mengintegrasikan teori generasi Indonesia: "Generasi Kembali ke Akar" oleh Muhammad Faisal dan menghubungkannya dengan Model Transformative Urban Youth Ministry dari Pusat Studi dan Pengembangan Pelayanan Kaum Muda (PSPPKM), penelitian ini menyoroti bahwa pemahaman yang tepat terhadap generasi, seperti yang dikembangkan oleh Faisal, memberikan solusi yang relevan untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi bonus demografi. Teori generasi Indonesia, yang dibangun dengan menggunakan teori arketip berdasarkan sejarah dan keadaan sosial setiap generasi, memberikan landasan khas untuk memahami generasi Indonesia secara mendalam. Sementara itu, PSPPKM, dengan modelnya, membentuk kaum muda sebagai agen shalom untuk terlibat dalam transformasi kota mereka, didukung oleh penelitian mendalam terhadap kaum muda Kristen Indonesia. Melalui dialog konstruktif antara temuan-temuan ini, tulisan ini menawarkan dua gagasan utama dalam pelayanan kaum muda: pertama, pelayanan yang terakar pada budaya dan sejarah Indonesia, menghubungkan iman kaum muda dengan identitas mereka sebagai warga negara Indonesia yang memiliki budaya dan sejarah khas; kedua, pelayanan yang berkontribusi pada transformasi bangsa, di mana kaum muda menjadi agen shalom yang aktif dalam berbagai aspek pembangunan Indonesia.